PEMBINAAN LIFE SKILL ANAK MUDA PUTUS SEKOLAH

Penulis

  • Nasrullah Nasrullah Universitias Muhammadiyah Parepare
  • Fatimah Fatimah Universitas Muhammadiyah Parepare

DOI:

https://doi.org/10.31850/jdm.v1i1.224

Kata Kunci:

bengkel, keterampilan, anak muda putus sekolah

Abstrak

Pendidikan merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia sesuai dengan maklumat UUD 1945. Pemerintah juga telah melakukan berbagai terobosan untuk para puta-putri bangsa Indonesia yang ingin terus untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi melalui pembinaan beasiswa berprestasi dan sekolah gratis, mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama bahkan sampai ke Perguruan tinggi. Namun, tidak semua anak muda memiliki minat yang begitu tinggi dalam melanjutkan pendidikannya demi masa depan, beberapa dari mereka justru memililih untuk berhenti dan mencari kerja demi melanjutkan hidup dan membiayai keluarga. Fenomena seperti ini terjadi pada beberapa anak muda yang masih produktif di Dusun Rante Limbong Desa Buntu Barana Kabupaten Enrekang. Mereka memilih untuk tidak melanjutkan sekolah dan memilih untuk tinggal bertani dan melakukan kerja-kerja lainnya. Lucky Ceria 23 Motor Rante Limbong merupakan salah satu bengkel yang bekerjasama untuk membina para anak muda tersebut agar memiliki keterampilan. Bengkel ini berperan sebagai mentor yang membekali mereka dengan keterampilan menganalisis permasalahan pada motor dan melakukan perbaikan sesuai dengan tingkat kerusakannya. Pada pelatihan tersebut, para anak muda terlebih dahulu diberikan pembekalan dan pengetahuan awal tentang motor dan berbagai permasalahannya. Setelah itu, mereka langsung terjun ke praktik dan didampingi oleh para tentor yang telah professional dibidangnya. Setelah 3 bulan pelatihan, anak muda putus sekolah tersebut sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan mereka sudah mampu berpenghasilan melalui kegiatan tersebut.

Biografi Penulis

Nasrullah Nasrullah, Universitias Muhammadiyah Parepare

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Fatimah Fatimah, Universitas Muhammadiyah Parepare

Fakultas Ekonomi

Referensi

Daulay, Pardamean & Susilo, Singgih. (2012). Pola kehidupan dan kesempatan kerja migran petani korban lumpur Lapindo di daerah tujuan, laporan penelitian, lembaga penelitiaan Universitas Terbuka, Jakarta.

Depatemen Pendidikan Nasional. (2002). Pola pelaksanaan pendidikan berorientasi kecakapan hidup (life skill) melalui pendekatan broad base education. Depdiknas, Jakarta.

Indriaty, Dhita (2004) Strategi adaptasi untuk mencapai aspirasi masa depan pada anak putus sekolah. Jurnal ilmu kesejahteraan sosial, vol. 3(2), September 2004.

Manurung, R. (2008). 12 Juta Anak Indonesia Putus Sekolah. [Online]. Tersedia: http://ayomerdeka.wordpress.com/2008/03/22/12-juta-anak-indonesia-putus-sekolah. Diakses pada 16 Januari 2017.

Mingguan Indonesia (2007). Sejuta Anak Putus Sekolah. [Online]. Tersedia: http://mingguanindonesia.wordpress.com/2007/09/14/sejuta-anak-putus-sekolah. Diakses pada 16 Januari 2017.

Supriatna, Mamat (2013). Pengembangan kecakapan hidup di sekolah, diambil pada tanggal 17 Juli 2017 dari http://www.google.co.id/#tbo=d&output=search&sclient=psyab&q.

SUTINI, Sutini; DAULAY, Pardamean. MODEL PENDIDIKAN KETERAMPILAN HIDUP (LIFE SKILLS) BAGI ANAK PUTUS SEKOLAH KORBAN LUMPUR LAPINDO. Jurnal Pendidikan, [S.l.], v. 15, n. 1, p. 54-67, sep. 2014. ISSN 2443-3586.

Wikipedia.org (2014). Participatory Rural Appraisal. [Online]. Tersedia: https://en.m.wikipedia.org. Diakses pada 16 Januari 2017.

Suparwata, D.O., dkk (2017). Realitas partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi lahan kritis untuk desa membangun. Dalam Realitas Desa Membangun. Editor M. Arsyad, Suherman dan Ramli. Hasanuddin University Press, Makassar.

Unduhan

Diterbitkan

2017-09-27