PENERAPAN TEKNOLOGI PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL CABAI DI TANATORAJA
DOI:
https://doi.org/10.31850/jdm.v2i2.407Kata Kunci:
cabai, nilai jual, pascapanen, teknologiAbstrak
Cabai adalah komoditi unggulan yang memiliki nilai jual yang cenderung stabil. Penumpukan buah cabai saat musim panen akan mengakibatkan buah cepat busuk karena karakteristik buah cabai memiliki kandungan air yang tinggi. Cabai yang mudah rusak menyebabkan fluktuasi harga sangat tinggi, begitu pula dengan kelebihan produksi pada saat panen raya mengakibatkan harga akan turun drastis. Oleh karena itu, dibutuhkan ilmu pengetahuan dalam penanganan pascapanen cabai agar cabai bernilai jual tinggi, baik dalam bentuk buah cabai segar maupun dalam bentuk cabai olahan. Melalui penanganan pascapanen yang baik dan benar produk pertanian dapat bertahan lama, serta memudahkan pendistribusian dan memperluas pemasaran. Program ini telah diterapkan teknologi pascapanen cabai di tingkat petani. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi petani cabai dalam pengelolaan cabai segar, meningkatkan keterampilan petani dalam produksi cabai bubuk, dan aplikasi pengemasan yang berlabel. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah penyuluhan, demonstrasi dan pendampingan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terdapat 5 wanita tani yang terampil dalam mengemas buah cabai segar dan mengolah menjadi cabai bubuk dalam kemasan yang menarik. Mitra telah menerapkan introduksi teknologi pascapanen dalam menghasilkan cabai bubuk. Untuk pemasaran dilakukan proses pendampingan, khususnya mengenal pasar sasaran dalam penjualan cabai bubuk.Referensi
David J. (2018). Teknologi untuk memperpanjang masa simpan cabai. Jurnal Pertanian Agros. Vol. 20 No.1, Januari 2018: 22-28.
Mikasari W. (2016). Peningkatan nilai tambah komoditas cabai melalui penerapan inovasi penyimpanan dan pengeringan di Prop. Bengkulu. BPTP Bengkulu. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Nurdjannah, R., Y. A. Purwanto, & Sutrisno. (2014). Pengaruh Jenis Kemasan dan Penyimpanan Dingin Terhadap Mutu Fisik Cabai Merah. J. Pascapanen. 11 (1) : 19 - 29.
Ruswendi. (2016). Pendampingan pengembangan kawasan agribisnis cabai di Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Saputro & Susanto. (2016). Pembuatan bubuk cabai rawit (kajian konsentrasi kalsium propionate dan lama waktu perebusan terhadap kualitas produk. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol.4 no 1 p 62 -71.
Sundari, Yusra A.H, Nurliza. (2015). Peran penyuluh pertanian terhadap peningkatan produksi usahatani di Kabupaten Pontianak. Jurnal Social Economic of Agriculture. Volume 4, Nomor 1, April 2015, hlm 26 - 3.
Taufik M. (2011). Analisis pendapatan usaha tani dan penanganan pascapanen cabai merah. Jurnal Litbang Pertanian, 30(2), 2011.
Wibowo H.D, Arifin Z, Sunarti. (2015). Analisis strategi pemasaran untuk meningkatkan daya saing umkm. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.29. No.1.
Wijaya W.D, & Sutapa I.N. (2013). Upaya Pengurangan Kecacatan Cabai Pascapanen Pada Jalur Rantai Pasok. Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013, pp 253-255.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Penulis yang menerbitkan jurnal ini setuju dengan persyaratan berikut:
- Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan hak jurnal tentang publikasi pertama dengan karya yang secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain membagikan karya tersebut dengan pengakuan akan kepengarangan dan publikasi awal karya dalam jurnal ini.
- Penulis diijinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (misalnya di gudang institusional atau di situs mereka) sebelum dan selama proses penyampaian, karena hal itu dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, dan juga kutipan penelitian yang lebih awal dan lebih besar Lihat Pengaruh Akses Terbuka).