PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SECARA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

Authors

  • Mauli Kasmi Jurusan Agribisnis Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Indonesia
  • Fery A.M. Liuw Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Ditjen KSDAE Kementerian LHK, Makassar, Indonesia
  • Edy Santoso Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Ditjen KSDAE Kementerian LHK, Makassar, Indonesia
  • Moh. Ilyas Jurusan Agribisnis Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31850/jgt.v6i2.268

Keywords:

kuota, karang hias, pemanfaatan, berkelanjutan.

Abstract

Karang keras (Ordo Scleractinia) termasuk hewan yang tercatat dalam CITES (Convention of International Trade in Endangered Species) sebagai hewan yang diperdagangkan untuk memenuhi kebutuhan aquarium rumah tangga di negara-negara maju. Sulawesi Selatan merupakan salah satu sumber karang hias bagi eksportir  Jakarta dan Bali. Ada 11 middleman (supplier) yang tergabung dalam anggota Asosiasi Koral dan Ikan Hias Sulawesi (AKIS) yang memiliki penampungan karang hias dan bermukim di Makassar. Perairan pulau Spermonde Makassar dan Pangkep sebagai konsentrasi penangkapan karang hias di Sulsel. Masalah yang dihadapi dalam perdagangan karang hias adalah penentuan kuota untuk ekspor belum memiliki standar yang lestari bagi kelangsungan populasi, khususnya di kawasan perairan pulau Spermonde Pangkep. Tujuan penelitian adalah mengestimasi dan menganalisis kelimpahan jenis karang hidup dan kondisi tutupan karang sebagai salah satu komponen terpenting dalam penentuan kuota perdagangan untuk dijadikan model penentuan kuota ekspor karang hias dari alam. Metode penelitian observasi dan wawancara terhadap responden dan pengambilan data di instansi atau  perusahaan terkait. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan jenis dan jumlah yang telah terdaftar dalam kuota koral Sulsel lima tahun terakhir masih layak dimanfaatkan dengan pemanfaatan 2,5% dari jumlah stok karang di alam. Pemanfaatan karang hias di kawasan konsentrasi penangkapan karang hias tutupan karang umumnya masih baik dan jenis-jenis karang hias yang dimanfaatkan umumnya masih diperoleh di ketiga zona reef (flat, cress, dan slope).

Author Biographies

Mauli Kasmi, Jurusan Agribisnis Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Jurusan Agribisnis Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Fery A.M. Liuw, Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Ditjen KSDAE Kementerian LHK, Makassar

Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Ditjen KSDAE Kementerian LHK, Makassar

Edy Santoso, Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Ditjen KSDAE Kementerian LHK, Makassar

Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Ditjen KSDAE Kementerian LHK, Makassar

Moh. Ilyas, Jurusan Agribisnis Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Jurusan Agribisnis Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

References

AKKII. 2001. Kuota untuk Karang yang Diperdagangkan di Indonesia. Makalah dipresentasikan pada The International Workshop on the Trade in Stony Corals. Development of Sustainable Management Guidelines: 9 – 12 April. Jakarta, Indonesia.

Bruckner, AW. 2001. Sustainable Management Guidelines for Stony Corals. International Workshop on the Trade in Stony Corals. Development of Sustainable Management Guidelines. 9 – 12 April, Jakarta., Indonesia.

English SA, Wilkison CV, Baker VJ. 1993. Survey Manual For Tripical Marine Resources. Asean-Australian Marine Science Project.

Kasmi M. 2012. Bio-ekologi dan Status Pemanfaatan Ikan Hias Injel Napoleon Pomacanthus xanthometopon di Perairan Sulawesi Selatan, Disertasi, Universitas Hasanuddin, Makassar. hlm 156.

Kasmi, M., Netsa Natsir., Jompa. J dan Budimawan. 2011. Hubungan Kondisi Habitat dengan Kelimpahan Ikan Hias Injel Napoleon (Pomacanthus xanthometopon) di Perairan Sulawesi Selatan. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (Ponggawa), 6(2): 67-78.

Raymakers C. 2001. EU Trade Control on Stony Corals from Indonesia. Presented in The International Workshop on the Trade in Stony Corals: Development of Sustainable management Guidelines. April 9-12, 2001. Jakarta, Indonesia.

Soekarno R. 2002. Kontroversi Perdagangan Karang Hias, Mengapa Terjadi ?. Kalawarta COREMAP. April 2002 .Vol 6 No. 1. : 3-4

Suharsono. 2001. Condition of Coral Reef Resources in Indonesia. Makalah diprersentasikan pada International Workshop on the Trade in Stony Corals: Development of Sustainable Management Guidelines. April 9-12, 2001. Jakarta, Indonesia.

Wicaksono A, Putrawidjaya M, .Amin MI, 2001. Overview of Indonesian Coral Trade: Importance to Coastal Communities, Health and Safety Issues, User’s Conflicts and Illegal Trade Concerns. Presented in The International Workshop on the trade in Stony Corals: Development of Sustainable management guidelines. April, 9-12, 2001. Jakarta, Indonesia.

Yusuf, S. 2004. Studi Bio-Ekologi karang hias di Kepulauan Spermonde, Thesis Magister – Program Studi Ilmu Kelautan-PPs Institut Pertanian Bogor.

Published

26-08-2017

How to Cite

Kasmi, M., Liuw, F. A., Santoso, E., & Ilyas, M. (2017). PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SECARA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN. Journal Galung Tropika, 6(2), 134–145. https://doi.org/10.31850/jgt.v6i2.268

Issue

Section

Articles

Citation Check

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.