PEMANFAATAN AGENSI HAYATI DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN PERAKARAN DAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM CABAI BESAR (Capsicum annum L)

Authors

  • Musdalifa Musdalifa Prodi Agroteknologi, Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan dan Perikanan, Universitas Muhammadiyah Parepare
  • Abdul Azis Ambar
  • Muh. Ikbal Putera Prodi Agroteknologi, Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan dan Perikanan, Universitas Muhammadiyah Parepare

DOI:

https://doi.org/10.31850/jgt.v6i3.315

Keywords:

agensi hayati, cabai, layu fusarium.

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan perakaran dan intensitas layu fusarium pada tanaman cabai besar yang diberikan perlakuan agensi hayati. Penelitian dilakukan berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK). Setiap percobaan diulang sebanyak 3 kali yang terdiri atas 12 unit percobaan. Penelitian terdiri dari empat perlakuak, yaitu kontrol (tanpa agensi hayati), pemberian Pseudomonas flourescens, pemberian Trichoderma sp., dan kombinasi P. flourescens dengan Trichoderma sp. Hasil rata-rata persentase serangan layu fusarium tertinggi pada perlakuan kontrol sebesar 21,19% dan terendah pada perlakuan P. flourescens sebesar 2,32%. Untuk pertumbuhan perakaran diperoleh panjang dan berat akar tertinggi pada perlakuan Trichoderma sp. Penggunaan agensi hayati dapat menekan penyakit layu fusarium dan meningkatkan pertumbuhan perakaran tanaman. Untuk menekan serangan penyakit layu fusarium sebaiknya menggunakan P. flourescens, sedangkan untuk meningkatkan pertumbuhan perakaran tanaman menggunakan Trichoderma sp.

Author Biography

Abdul Azis Ambar

Prodi Agroteknologi,
Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan dan Perikanan,
Universitas Muhammadiyah Parepare

References

Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology. 3rd ed. Academic Press Inc. San Diego, California.

Bano, L. T, K. and Sivarama krishnan. 1980. Pathogenicity of Antrachnose Fungus Colletotrichum capsici Various Thai Chili Varietas. Tersedia: http://www.Thai science.info.

Christie, J. R. 1959. Plant Nematodes Their Bionomics and Control. Agricultural Experiment Station University of Florida Gainesville .Florida .256 p.

Hardiatmi, J. M. S. 2008. Pemanfaatan Jasad Renik Mikoriza Untuk Memacu Pertumbuhan Tanaman Hutan. INNOFARM: Jurnal Inovasi Pertanian, Vol. 7, no. 1, Hal. 1-10.

Kilham, W. 2006. The First Of The Occurrence Of Anthracnose Disease Caused By Colletitrichumg loeosporoides (Penz) Penz. And Sacc. On Dragon Fruit (Hylocercus). American Journal Of Applied Science.

Maqqon M, Kustantinah & Soesanto L. 2006. Penekanan hayati penyakit layu Fusarium pada tanaman cabai merah. Agrosains 8(1):50-56.

Piay, S. S., Ariarti Tyasdjaja, Yuni Ermawati, dan F. Rudi Prasetyo Hantoro. 2010 Budidaya dan Pasca panen Cabai Merah (Capsicum annuum L.). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.

Prabowo, B. 2011. Statistik Tanaman Sayuran Dan Buah Semusim Indonesia. Jakarta. Indonesia.

Rans. 2005. Cabai (Capsicum spp).http://warintek.progressio.com Santika, A, 2006. Agribisnis Cabai. Swadaya, Jakarta.

Santika, A, 2006. Agribisnis Cabai. Swadaya, Jakarta.

Santoso SE, Soesanto L & Haryanto TAD. 2007. Penekanan hayati penyakit moler pada bawang merah dengan Trichoderma harzianum, Trichoderma koningii, dan Pseudomonas fluorescens P60. Jurnal HPT Tropika 7(1) : 53-61.

Saravanan, T., Bhaskaran, R. & Muthusamy, M. 2004. Pseudomonas fluorescens Induced Enzymological Changes in Banana Roots (Cv. Rasthali) against Fusarium Wilt Disease. J. Plant Pathology 3(2): 72-80.

Semangun, H. 1996. Pengantar ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Setiawati, Y. 2005. Analisis Varietas dan Polybag Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Cabai (Capsicum annuum L.) Sistem Hidroponik. Buletin Penelitian No. 8. Tersedia :http://research. Mercubuana.ac.id (Diakses 10 April 2012).

Silva, G.A and E. Amazonas. 2006.Production of yellow-green flourescens pigment by Pseudomonas fluorescens. An International Journal of archives of Biology and Technology 49(3): 411 – 419.

Suherman, S., Rahim, I., & Akib, A. (2012). APLIKASI MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill). JURNAL GALUNG TROPIKA, 1(1).

Suherman, S., Rahim, I., Akib, M. A., Mustafa, M., & Larekeng, S. H. (2013). DINAMIKA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI BIOETANOL DAN DOSIS MIKORIZA. JURNAL GALUNG TROPIKA, 2(3).

Sun, S.L. and Vorrips. 2000. A Laboratory Test For Resistence Of Capsicum Accessions To Antracnose (Colletotrichum Spp.) And Comparisons With Field Test Result. (Submitted To European J. Phytophatology).

Suryadikarta, Didi Arti. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Suwahyono, U. dan P. Wahyudi. 2004. Penggunaan Biofungisida pada Usaha Perkebunan. Dalam internet: http://www.iptek.net.id/ind/terapan/terapan_idx.php?doc=artikel_12 tanggal 20 Oktober 2004.

Triyatno, B.Y. 2005. Potensi beberapa AgensiaPengendali terhadap Penyakit BusukRimpang Jahe. Skripsi. Fakultas PertanianUniversitas Jenderal Soedirman,Purwokerto. 48 hal (Tidak dipublikasikan).

Varela, A.M., and A. Seif, 2004. A Guide to IPM and Hygiene Standards in Okra Production in Kenya. ICIPE. Kenya. http://www.infonet –Biov ision.org/default/ct/199/crops. Diakses 22 Desember 2009.

Published

28-12-2017

Issue

Section

Articles