STRATEGI PENGEMBANGAN KETERKAITAN KEBUN INTI PLASMA DENGAN KAPASITAS PABRIK KELAPA SAWIT PADA PERKEBUNAN PT. KURNIA LUWUK SEJATI BANGGAI SULAWESI TENGAH
DOI:
https://doi.org/10.31850/jgt.v6i1.177Keywords:
kebun inti – plasma, pabrik, kelapa sawit, strategiAbstract
Posisi Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar kedua saat ini dan menuju produsen utama di dunia perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan sampai upaya menjaga tetap bertahan pada posisi sebagai a country leader. Tuntutan akan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan perlu juga menjadi pertimbangan. Peluang untuk pengembangan agribinis kelapa sawit masih cukup terbuka bagi Indonesia, karena ketersediaan sumberdaya alam/lahan, tenaga kerja, teknologi, maupun tenaga ahli. Penelitian bertujuan mengetahui strategi produksi kelapa sawit dari kebun inti – plasma secara kuantitatif dapat memenuhi kebutuhan Pabrik Kelapa Sawit. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan unit analisis Manager PT. Kurnia Luwuk Sejati dan petani plasma di Kecamatan Toili dan Kecamatan Luwuk Timur. Responden 31 di Kecamatan Toili dan 11 orang di Kecamatan Luwuk Timur. Data dianalisa menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan Strategi hasil produksi kelapa sawit kebun inti – plasma hingga dapat memenuhi kebutuhan Pabrik Kelapa Sawit adalah pemeliharaan kebun secara rutin dan terjadwal, pelaksanaan pemupukan berimbang terutama pada fase pertumbuhan buah. Selain itu, pemetikan/pasca panen kelapa sawit tepat waktu, tenaga kerja memiliki pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan di bidang pasca panen, kelancaran pengangkutan hasil serta tercukupi alat pengangkutan menuju lokasi Pabrik Kelapa sawit. Manager harus mampu membuat managemen kebun baik. Strategi mempertahankan kualitas produksi kelapa sawit berkualitas tinggi dari kebun inti – plasma sampai di pabrik kelapa sawit adalah pemetikan/pasca panen kelapa sawit harus tepat waktu dan cara yang benar, Tandan Buah Segar (TBS) setelah dipanen segera diangkut menuju pabrik agar kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) tidak meningkat. Perusahaan harus memiliki tenaga ahli dalam pascapanen, tenaga ahlinya harus mengikuti pelatihan dan seminar dalam rangka penanganan pascapanen. Strategi kontinuitas kebun inti–plasma kelapa sawit mampu menyediakan bahan baku untuk keberlangsungan aktivitas pabrik kelapa sawit, yaitu mengatur waktu panen dalam satu site menjadi 7 bagian dan menambah luas areal pertanaman.
References
Hadjar, D.G. 2007. Prospek dan arah pengembangan agribisnis kelapa sawit edisi kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.
Iyung, P. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta.
Marminto, B.D. 2006.Strategi Pengembangan Investasi Subsektor Perkebunan Di Kabupaten Siak, IPB, Bogor.
Prihutami, N.D. 2011. Analisis Faktor Penentu Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama Gunajaya Agro (PT BGA), Wilayah VI Metro Cempaga, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rangkuti, F. 2009. Analisis Swot Tehnik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Rayendra, A. 2009. Penanganan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pra Pengolahan di Kebun Ujan Mas, PT Cipta Futura, Sumatera Selatan. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sadikin, I. 1999. Kajian Kelembagaan Agribisnis Dalam Mendukung Pengembangan Sistem Usaha Pertanian Berbasis Agroeko-sistem, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Bogor
Suni, U. 2000. Formulasi Pengembangan Agribisbis Kelapa Sawit Pada PT. Kurnia Luwuk Sejati Kabupaten Banggai. Bogor.
Tyas, C.K. 2008. Pengelolaan Resiko Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Pantai Bunati Estate PT. Sajang Heulang Minamas Plantation Kalimantan Selatan. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.